Sudah lama akhirnya nongol lagi nih sepatah kata dari mj... yaa gitu deeh perjalanan nasib seseorang itu unpredictible...! tapi jangan khawatir guys mj muncul lagi masih dengan penampakan biasa belum jadi celeb (jiaaah... apo seeeh ??)
Nah... ini cuma ngetes doang nih laman blog mj masih fungsi kagak ? secara mj sekarang dah bener-bener banting mesin (baca : banting stir) murni jadi asisten mamah mj di dunia perfashionan di kawasan borneo tepian ini. Cari nafkah getoooo jadi nyaris lupa dengan cita-citaku yang imut dan menggemaskan, taraaaaaa.... Writer wanna be... a.k.a penulis novel action romance !
Yaaa baiklah.... cita-citanya bisa dipendam dan dipending dulu yang penting bisa bayar kontrakan, anak-anak sekolah dan menikmati kejombloan yang manis ini .... tsaaaaahhhhh....
Berhubung ngetiknya di hape android yang tochskriinnya jual mahal (abis salah pencet mulu nih hape membaca jari telunjuk mj sebagai jempol kali yaa ?) mj cuma sekilas info aja dimari, kayak bc-bc di chattingan yang numpang lewat sekedar tesjar he he he he.... tapi paling gak cuma mau bilang I'M COMEBACK !!! :D
Minggu, 26 Oktober 2014
Tes jar eeehh tes tes ketikan
Senin, 28 April 2014
Surat Elektronik Untuk Tuhan
Dear God...
Aku saat ini benar –benar
merasa kelelahan luar dalam. Aku sepertinya ingin berhenti dari semua
pergerakan yang menguras energiku ini tapi aku tahu aku tak bisa. Aku merasa
hebat di lain waktu dan merasa seorang yang mengalami kegagalan dan kekalahan
yang luar biasa di waktu yang lain. Aku ingin menangis saat ini, entah sedih
ini dari mana datangnya, perih di dalam hati ini tak ku tahu di mana sumbernya.
Lalu obat seperti apa yang ku butuhkan ? tentu obatnya ada padaMu Tuhan... tak
ada di tempat lain bahkan di seluruh penjuru muka bumi ini. Apakah ini pertanda
aku sudah tak sanggup mengayuh bahteraku sendirian ? namun sesungguhnya aku tak
pernah sendirian kan Tuhan ? Kau selalu baik untuk selalu bersamaku, dalam
susah senangku, karena ku yakin Kau Maha pengasih Tuhan... apa yang harus ku
lakukan sekarang Tuhan ? aku sedang tersesat di labirin duka yang tiba-tiba
menjeratku, menyeretku pada duka yang tak tahu apa sebabnya. Sedih ini, lelah
ini, rindu ini, dan segala rasa yang ku rasakan saat ini. Namun hidup masih
terus berjalan kan Tuhan ? dunia masih berputar dan aku masih harus memainkan
peranku, menjadi sosok kadang protagonis dan kadang menjadi sosok antagonis. Kadang
menjadi upik abu, kadang menjadi ibu tiri, kadang menjadi xena the warrior tapi
terkadang pula menjadi sleeping beauty. Tuhan... tanpa harus menuliskan ini aku
sebenarnya masih bisa berdialog denganmu, seharusnya di sujud-sujudku, di
hamparan sajadahku namun ku rasa Kau lebih mengerti aku, aku yang selalu
menuliskan semua isi hati dan pikiranku. Oohhh Tuhan... aku benar-benar
merindukanMu, aku tak tahu wujud rinduku seperti apa, jujur aku hanya
mengatakannya saja namun hatiku membutuhkanMu, ingin dekat denganMu, ingin
direngkuh dalam kasihMu. Jangan tinggalkan aku, aku takut kehilanganMu karena
sudah terlalu banyak hal hilang dalam hidupku Tuhan... sudah terlalu banyak...
dan aku takut akan terjadi episode-episode kehilangan lagi dan lagi dalam
hidupku. Aku lelah Tuhan ... tak Kau beri diriku saat ini teman yang
menggandeng tanganku, memberiku bahunya saat ku lelah dan resah dan memberi
punggungnya saat aku tak berdaya... ataukah Tuhan... Kau ingin aku hanya
berkeluh kesah padaMu saja ? ataukah lagi Kau tak mengirimkannya sekarang
karena ingin menempaku sedemikian rupa ? aku yakin Kau tak akan membiarkanku
merana sepanjang waktu kalau pun bukan itu tujuanMu Tuhan... pasti ada rencana
yang sedang Kau buat untukku, iya kan Tuhan ? Tuhanku yang maha pengasih dan maha
penyayang... aku hamba yang jarang menyadari rasa syukur atas apa yang telah
Kau beri untukku, ampuni aku akan itu, ampuni aku Tuhan... segala salahku,
dosaku, perilaku ku yang ku sadari atau tidak ampuni aku Tuhan... aku dengan
segenap keyakinanku Kau masih menyayangiku dan ada rencana terbaik untuk
kehidupanku.Selasa, 22 April 2014
midnight silence
saat yang ku dengar hanya bunyi binatang malam aku sedang merajut masa depanku dalam hening tengah malam...
Selasa, 25 Maret 2014
New Day Has Come
Iya tau... itu judul lagunya mba Celine Dion yang asik
punya, kebetulan judul itu pas banget dengan penglaman hidupku yang baru
berjalan di minggu ke dua ini.... yeaaahhh new day has came !
Tiga minggu yang lalu, mataku terpaku pada salah satu
kiriman seorang teman fesbuk di salah satu grup, jreeeng .... salah satu radio
lokal di kota ini membuka kesempatan untuk menjadi salah satu announcer mereka.
Kiriman yang masih fresh from the oven jiaaahh oven, kue kaleee ... yaaa
hapenya laaah... membuat aku berpacu dengan jantung, mikir sejenak ikut, tidak,
ikut, tidak.... karena hape dari buatan
negeri tiongkok ini gak bisa multitasking maka ku catat lah dengan penuh
kesabaran nomer ponsel yang bisa dihubungi sebagai catatan untuk info lebih
lanjut. Aku mematikan sambungan internet dan cek pulsa dulu, cukup gak nih buat
nelpon si empunya berita lowongan ini. Dengan mengucapkan basmalah dengan
mantap dalam hati terdengar nada sambung, sekali... dua kali... tiga kali...
dan “halo ?” suara yang familiar terdengar dari ujung sana, dan yaah bla..
bla.. bla... aku pun menjelaskan niat kesungguhan tekad untuk bergabung dengan
mereka, akhirnya percakapan diakhiri dengan janji ketemu di radio plus cv yang
mereka minta.
Hari yang ditentukan sudah tiba (intonasi ala dongeng) dengan gugup dag dig dug, ku pacu si vahario
menuju radio yang berlokasi dekat dengan
stadion olah raga di kota ini. Setelah sampai dan menghirup udara
sedalam-dalamnya, mengumpulkan kepercayaan diri yang terserak sepanjang jalan,
aku siap menghadapi interview pekerjaan yang jujur baru kali ini kujalani. Well
interview pun berjalan dengan mulus, aku pun tak menyangka aku bisa sampai
sejauh ini, si katak akhirnya keluar dari tempurungnya dan melihat jika memang
langit biru itu sangat luas. Aku mendapat predikat penyiar magang dua minggu di
radio ini, sumpah grogi di hari pertama itu rasanya kayak mau ujian nasional...
tidak.. tidak... kayak waktu mau dilamar dulu.... eehh... mungkin waktu proses
mempelai pria mau ijab qabul atau.... bayangin sendiri aja deh... karena aku
memang orangnya gampang nervous.
Hal yang bisa mengimbangi kecemasanku adalah para senior di
radio tuh baik-baik semua dan ramah, mau bantuin the announcer wanna be like me
meski dibanding umur he he he he ... sssttt... wanita tuh paling sensi kalo
ngomongin umur. Aku kebagian baca berita, percaya deehh jadi news reader tuh
menuntut kita memperluas wawasan, pengetahuan dan kemampuan kita mengolah
berita dan kata-kata. Apalagi kalo hari selasa yang merupakan jadwal berita
seputar gadget dan teknologi, awalnya kepala kayak ketiban komputer jadul yang
layarnya masih gembrot gak setipis layar-layar yang sekarang. Bingung milih berita
dengan istilah-istilah gadget yang asing di lidah manusia gaptek stadium empat
seperti dirikuuuwhh... tapi ini adalah tantangan yang menyenangkan, karena pada
dasarnya aku toh suka dengan pembelajaran hal-hal yang baru, paling gak aku
sering heboh sendiri kalo sudah tau info gadget yang terbaru, aku bilang woow
ini keren, ini mahal, ini murah, ini asik.
Yaaa... new day has came, ada yang baru niih persis iklan si
alika, dan aku menyukai pekerjaan baru ini. Namun aku masih menjalani peranku
yang lain as adress maker, dan yang utama as a mom buat dua sparklesku, mereka
tau ini adalah jalan hidup mamanya. Aku hanya ingin memberikan mereka yang
terbaik. Semoga semua ini membuahkan hasil yang baik ke depannya. I love my
world...
Selasa, 25 Februari 2014
Enam Pasang Sepatu Kepada Satu Langkah Impian Yang Terjegal
Aku masih ingat aku memiliki tiga pasang sepatu kets dan dua pasang sepatu flat seperti sepatu balet dan satu high heels. Enam pasang Sepatu yang menemaniku selama tiga bulan meretas takdir dan bertaruh waktu. Tiga bulan yang penuh semangat dan berakhir dengan kekalahan yang luar biasa sakitnya. Wamena... kota kenangan yang tak akan pernah terlupakan juga sosok-sosok kawan yang akan terus terkenang. Saat itu ku pikir tak ada yang salah jika aku ingin meraih cita-cita ku lagi di bangku kuliah itu. Aku percaya dengan kemampuanku, aku pasti akan mneyelesaikannya dengan baik. Sepatu-sepatu itu menjadi kawan di langkah-langkahku menuju impianku. Aku masih ingat motif kotak dari sepatu kets ku, warna hijau, biru, dan coklat, dua sepatu baletku masing-masing berwarna coklat tua dan hitam serta high hels yang hitam licin mengkilat. Disuatu waktu aku pernah mengalami kejadian yang membuat wajahku merah padam menahan malu. Aku terburu-buru berangkat ke kampus, sambil berjalan bergegas menyusuri selasar ruangan dan menaiki tangga aku merasa ada yang aneh dengan sepatu yang aku pakai. Hingga satu mata pelajaran usai baru lah aku menyibak rok hitam panjangku, daaan.... teman sebangku tertawa cekikikan melihat betapa manisnya pasangan sepatuku ini, kanan coklat kiri hitam.
Langkahku akhirnya terjegal di bulan ketiga, saat aku senang-senangnya belajar dengan kawan-kawanku, layaknya mahasiswa baru. Apalagi di ruangan kami jumlah mahasiswa pendidikan bahasa inggris kala itu hanya 25 orang. Jadi kami saling dekat, akrab, dan saling bantu membantu dalam belajar. Aku sangat bersemangat mencari buku-buku penunjang yang dapat kami pakai bersama, gugling internet agar bisa ku print dan ku pinjamkan ke teman-teman. Sungguh mereka sangat baik padaku dan senyum serta keramahan mereka tulus bagi pendatang sepertiku. Aku harus berhenti kuliah, dan itu adalah kenyataan pahit setelah satu dekade aku memimpikannya. Impianku kandas untuk menyelesaikan pendidikan S1 Bahasa Inggris dan mimpi untuk mengabdi pada anak-anak Wamena. Aku harus pulang Ke Tana Luwu dan memulai asa baru dari nol yang jauh dari impianku sebelumnya. Namun aku tak akan menyesalinya, hal ini cukup memberiku pelajaran dan kenangan. Mungkin memang bukan takdirku tuk berada di jalur itu, Mungkin ada rencana lain yang sedang menantiku.
Nasib enam pasang sepatu itu ku serahkan kepada kawan-kawanku untuk kenang-kenangan, juga buku-buku yang aku miliki aku berikan kepada mereka yaaah seperti tongkat estafet dengan pesan "jangan pernah menyerah kawan, apa pun yang terjadi teruskan perjuangan kalian, wamena menunggu kalian untuk mendidik anak-anak masa depan,tetap lah semangat di tengah keterbatasan,dan berdoalah agar Tuhan memberi kemudahan !" aaahhh.... sungguh aku menjadi sangat rindu dengan mereka saat ini,pastinya mereka tidak lama lagi akan menyelesaikan studi dan menjadi tenaga pengajar di sana. wamena... terima kasih atas kenangan enam pasang sepatu, dinginnya kabut lembah, pinus yang indah dan senyum ramah persahabatanmu...
Selasa, 11 Februari 2014
From Mariana Janis: DESPERATE HOUSEWIFE
From Mariana Janis: DESPERATE HOUSEWIFE: Judul di atas memang sama dengan serial tivi barat yang dibintangi aktris Hollywood terkenal, tapi saya tidak akan membahas soal...
DESPERATE HOUSEWIFE
Judul di atas memang sama dengan
serial tivi barat yang dibintangi aktris Hollywood terkenal, tapi saya tidak
akan membahas soal serial itu tapi serial nyata dalam kehidupan yang mungkin
saja saya, teman-teman saya di dunia nyata dan atau beberapa dari kita pernah
mengalaminya. Hal ini juga terbersit karena hasil blogwalking dari blognya
bunda Fiqhtiya yang membahas peranan wanita.
Mengapa harus istri yang putus asa ?
Bukan hanya saya saja yang terkadang mengeluhkan betapa lelahnya menjadi ibu
rumah tangga ditambah sikon yang “luar biasa” bagi wanita seperti saya. No husband
tapi belum divorced juga. Ok mungkin contoh dari saya terlalu kompleks, saya
akan mengambil contoh dari seorang kawan baik saya di dunia nyata. Dia wanita
yang baik hati, enak diajak bergaul, ngobrol,pengetahuannya juga luas namun ia
selalu merasa menjadi deperate housewife. Lelah dengan peran istri yang ia
jalani, mungkin karena ia tipe perfecsionis dalam hal mengurus rumah, tidak
akan berhenti sebelum rumah benar-benar bersih dari teras hingga dapur. Hal ini
bertolak belakang dengan suaminya yang tidak teratur, handuk, baju kaos atau
barang-barang miliknya bisa saja tergeletak dimana-mana.
The question is ? katanya agama kita
menghormati perempuan kok kayak pembokat gini ? she said. Maklum karena
pengetahuan agamaku yang juga masih dangkal, aku cuma bisa memberikan sedikit
gambaran jika apa yang kita kerjakan di rumah keseharian itu adalah ladang amal
kita, berbuah pahala yang mengisi bekal kita di sana nanti. Dia masih mendebatnya,
menurutnya tidak adil, oke itu adalah amal kebajikan kita katanya tapi sebagai
manusia biasa kita bisa merasa lelah, laki-laki enak, cari duit di luar hanya separuh
hari perempuan bertugas itu dua puluh empat jam ! (nb : temanku ini juga
seorang pns, dari tempat asalnya ia seorang bendahara yang memiliki jam kerja
padat namun setelah pindah ke kota ini ikut suami ia memilih bekerja di kantor
yang jam kerjanya tidak terlalu padat agar ia bisa menghandle urusan anak-anak
dan rumah dengan baik). Jika saja tak ada landasan agama dan tak mau mencari
jawaban dalam agama mungkin saja saya dan dia ikut arus dalam feminisme.
Semua sifat dan pemahaman manusia
memang tidak sama, bisa jadi di luar sana masih ada laki-laki yang baik kepada
istrinya. Tak segan membantu pekerjaan rumah tangga, berbagi tugas, berdiskusi
jika terjadi sesuatu dan menjadi sahabat yang baik bagi istrinya. Adakah ?
mungkin...
Saya dan teman saya mungkin
sebagian kecil wanita-wanita yang desperated dengan keadaan rumah tangga kami
hingga kadang berpikir lebih baik menjadi single dari pada berpartner namun sama
sekali tidak bisa menjadi penyeimbang hidup. Tanpa pria hidup jadi tidak
merepotkan, kami bisa cari nafkah sendiri, bisa membesarkan anak sendiri, dan
tak merasa hanya menjadi cleaning servis, loundry,babby sitter, dan penghibur
di atas ranjang. Toh anak-anak masih bisa berkomunikasi dengan ayah mereka,
jika alasan bahwa anak-anak masih membutuhkan ayah mereka.
Pemikiran kami ini mungkin saja
berbeda dengan perempuan-perempuan yang paham dengan agama, menerima segala
kondisi rumah tangga dengan sabar dan lapang dada, berkeyakinan kuat jika
segala amal kebajikan istri akan mendapat ganjaran baik pula. Kami hanya
istri-istri yang putus asa dan kelelahan karena merasa diabaikan dan kesepian. Intinya
kami berumah tangga ingin hidup bahagia, menjadikan suami teman yang baik
seumur hidup dan tidak selalu diingatkan dengan kewajiban istri,dosa istri,
istri durhaka, istri yang masuk neraka. Kami juga tahu apa yang baik dan tidak
baik, namun apakah suami tidak berdosa pula ? tidak durhaka dan tidak masuk
neraka ?
Saya menuliskan ini karena ingin
mengeluarkan uneg-uneg saya saja, tadinya saya pikir hanya saya saja yang
menjalani kehidupan desperate housewife, tenyata ada juga perempuan-perempuan
lain yang mungkin masalahnya bisa lebih besar lagi dari saya. Namun saya dan
teman saya tetap berpikir postif bahwa Allah SWT tidak pernah membuat posisi
istri itu terpuruk, ini adalah ujian dimana kami ditantang untuk memilih
bagaimana kami menyikapi dan menjalaninya. Mungkin masih butuh waktu bagi kami
menjawab bagaimana kami akan mengakhiri rasa deseperate ini.
Selasa, 04 Februari 2014
I M H O
Sesuatu Yang Pantas Atau Tidak Untuk Kita
Dapatkan
Sebagai manusia tentunya terkadang kepala kita dipenuhi oleh
segala keinginan kita untuk hal-hal yang manusiawi seperti materi. Terlebih
sebagai kaum hawa banyak sekali keinginan kita terhadap barang-barang yang
memang sangat memanjakan mata atau tubuh kita. Lalu apa semua hal itu wajib
dipenuhi ? bagi saya pribadi dan tentunya telah diajarkan oleh pengalaman hidup
yang hampir tiga puluh tahun, tidak semua hal bisa kita dapatkan sesuai dengan
keinginan kita. Sebagian dari kita tidak terlahir sebagai princess keluarga
berada yang dengan mudahnya mendapatkan apa yang kita inginkan. Kita tidak bisa
memilih dari keluarga mana kita terlahir, dan adalah takdir bagi kita untuk
menjalani hidup yang telah diberikan oleh Allah SWT. Namun kata orang bijak
bahwa nasib bisa diubah sesuai dengan kerja keras kita.
Jangan mengharap terlalu banyak
agar kita tidak kecewa terlalu dalam jika ada hal yang kita inginkan tidak
terwujud. Belajar dari banyak hal yang telah terjadi dalam hidup saya, saya pun
mulai mengkontrol semua emosi yang ada dalam diri saya. Ada beberapa orang yang
pernah saya temui dan pernah mendengar mereka mengatakan bahwa jika mereka
ingin sesuatu mereka harus mendapatkannya, sepintas saya merasa itu adalah
semangat yang luar biasa, namun jika dilihat dari apa yang mereka maksud untuk
harus mereka dapatkan saya hanya tersenyum geli. Apa harus seperti itu ? bahkan
hanya untuk hal-hal sepele seperti ingin memakan jajanan favorit yang kebetulan
sedang susah untuk didapatkan sehingga memaksa pasangan mereka mencari dengan
susah payah. Atau sepasang sepatu yang saat itu sepintas lalu terlihat cantik
dan timbul niat untuk memiliknya dengan cara apa pun, terkesan egois bukan ?
ketika pasangan kita sedang dalam keadaan lapang, dompet yang tengah gemuk,
serta waktu yang tidak terlalu terdesak pekerjaan dengan wajah manis kata
merayu manja penuh cinta menggoda tentu pasangan kita akan tergerak untuk
mengabulkan keinginan kita. Namun saat pasangan kita dalam keadaan yang
benar-benar tidak bisa berbuat banyak, dan kita memaksakannya bagi pasangan
yang temperamental pasti akan terjadi babad rumah tangga dan bagi pasangan yang
tidak suka keributan akan memakan hatinya pelan-pelan dengan sangat
menyakitkan. Apa tulisan saya terlalu lebay ? saya pikir tidak karena hal-hal
seperti ini sering terjadi di depan mata saya sendiri dengan para pelakunya tak
jauh dari lingkungan kehidupan saya.
Saya masih ingat kata seorang
ulama di televisi, penuhi kebutuhan kita bukan keinginan kita karena apa yang
kita inginkan tak akan pernah ada habisnya atau puasnya. Ini selalu menjadi
patokan bagi dompet saya meski sebagai kaum hawa tentunya saya juga beberapa
kali tergoda dengan hal yang disebut dengan “keinginan”. Karena bagi saya ada
hal yang pantas buat saya usahakan untuk saya miliki dan ada yang tidak pantas
buat saya. Dan uang juga tidak semudah itu saya petik di ladang atau saya sekop
dari halaman kecil di depan rumah kontrakan saya. Disamping itu saya juga bukan
perempuan yang dengan mudahnya meminta barang-barang “keinginan” dari pasangan
saya. Dari sinilah saya berusaha mengerem keegoisan saya, keinginan saya dan
emosi saya agar kembali kepada rumus kebutuhan dan keinginan serta jangan
mengharap terlalu banyak agar tidak kecewa terlalu sakit.
Lalu apa inti dari tulisan saya
ini ? saya hanya sedang merasa miris melihat beberapa orang dalam kehidupan
saya yang selalu mengatakan ingin memiliki atau melakukan sesuatu hal yang
harus,wajib ia miliki atau ia lakukan tanpa mempertimbangkan kondisi dan
perasaan pasangannya. Pertengkaran tak dapat dihindari, tentunya penyesalan
akan berbuntut panjang di belakang. Bagi pasangan yang sudah mengerti kondisi
keadaan pasangannya yang memiliki kemauan sekeras baja dan kata-kata setajam
silet ia akan berusaha dengan lapang dada menerimanya pun kata maaf yang
dilontarkan si hawa ini setelah melayangkan tangan dan kata-kata tak pantas.
Pasangan yang lainnya memilih menghindar meninggalkan sementara si hawa agar si
hawa tenang dan dingin dulu. Saya hanya merasa oohh.... come on ladies....
haruskah sampai menangis-menangis seperti anak remaja ? hanya karena sepasang
sepatu, jalan-jalan bersama pasangan yang tidak terpenuhi, tas, dompet, baju,
aksesoris kalian merajuk. Mengarungi kehidupan ini sudah susah ladies... tak
perlu ditambahkan dengan kesusahan-kesusahan yang tidak perlu. Ada hal yang
perlu dikhawatirkan, ditakutkan atau pun ditangisi ketimbang materi seperti
ini. Kelanggengan kita bersama pasangan, saling menghormati dan pengertian,
mendidik anak dengan benar serta berjuang bersama-sama agar keluarga kita utuh
mendapat ridha Allah dan masuk surga adalah hal yang lebih penting menurut
saya. Namun jika kalian tidak sependapat dengan saya yaaa abaikan saja tulisan
saya ini gampang kan ? peace ladies..... J
Langganan:
Postingan (Atom)