Kamis, 17 Oktober 2013

Just my opinion


Sesuatu Yang Pantas Atau Tidak Untuk Kita Dapatkan
Sebagai manusia tentunya terkadang kepala kita dipenuhi oleh segala keinginan kita untuk hal-hal yang manusiawi seperti materi. Terlebih sebagai kaum hawa banyak sekali keinginan kita terhadap barang-barang yang memang sangat memanjakan mata atau tubuh kita. Lalu apa semua hal itu wajib dipenuhi ? bagi saya pribadi dan tentunya telah diajarkan oleh pengalaman hidup yang hampir tiga puluh tahun, tidak semua hal bisa kita dapatkan sesuai dengan keinginan kita. Sebagian dari kita tidak terlahir sebagai princess keluarga berada yang dengan mudahnya mendapatkan apa yang kita inginkan. Kita tidak bisa memilih dari keluarga mana kita terlahir, dan adalah takdir bagi kita untuk menjalani hidup yang telah diberikan oleh Allah SWT. Namun kata orang bijak bahwa nasib bisa diubah sesuai dengan kerja keras kita.
Jangan mengharap terlalu banyak agar kita tidak kecewa terlalu dalam jika ada hal yang kita inginkan tidak terwujud. Belajar dari banyak hal yang telah terjadi dalam hidup saya, saya pun mulai mengkontrol semua emosi yang ada dalam diri saya. Ada beberapa orang yang pernah saya temui dan pernah mendengar mereka mengatakan bahwa jika mereka ingin sesuatu mereka harus mendapatkannya, sepintas saya merasa itu adalah semangat yang luar biasa, namun jika dilihat dari apa yang mereka maksud untuk harus mereka dapatkan saya hanya tersenyum geli. Apa harus seperti itu ? bahkan hanya untuk hal-hal sepele seperti ingin memakan jajanan favorit yang kebetulan sedang susah untuk didapatkan sehingga memaksa pasangan mereka mencari dengan susah payah. Atau sepasang sepatu yang saat itu sepintas lalu terlihat cantik dan timbul niat untuk memiliknya dengan cara apa pun, terkesan egois bukan ? ketika pasangan kita sedang dalam keadaan lapang, dompet yang tengah gemuk, serta waktu yang tidak terlalu terdesak pekerjaan dengan wajah manis kata merayu manja penuh cinta menggoda tentu pasangan kita akan tergerak untuk mengabulkan keinginan kita. Namun saat pasangan kita dalam keadaan yang benar-benar tidak bisa berbuat banyak, dan kita memaksakannya bagi pasangan yang temperamental pasti akan terjadi babad rumah tangga dan bagi pasangan yang tidak suka keributan akan memakan hatinya pelan-pelan dengan sangat menyakitkan. Apa tulisan saya terlalu lebay ? saya pikir tidak karena hal-hal seperti ini sering terjadi di depan mata saya sendiri dengan para pelakunya tak jauh dari lingkungan kehidupan saya.
Saya masih ingat kata seorang ulama di televisi, penuhi kebutuhan kita bukan keinginan kita karena apa yang kita inginkan tak akan pernah ada habisnya atau puasnya. Ini selalu menjadi patokan bagi dompet saya meski sebagai kaum hawa tentunya saya juga beberapa kali tergoda dengan hal yang disebut dengan “keinginan”. Karena bagi saya ada hal yang pantas buat saya usahakan untuk saya miliki dan ada yang tidak pantas buat saya. Dan uang juga tidak semudah itu saya petik di ladang atau saya sekop dari halaman kecil di depan rumah kontrakan saya. Disamping itu saya juga bukan perempuan yang dengan mudahnya meminta barang-barang “keinginan” dari pasangan saya. Dari sinilah saya berusaha mengerem keegoisan saya, keinginan saya dan emosi saya agar kembali kepada rumus kebutuhan dan keinginan serta jangan mengharap terlalu banyak agar tidak kecewa terlalu sakit.
Lalu apa inti dari tulisan saya ini ? saya hanya sedang merasa miris melihat beberapa orang dalam kehidupan saya yang selalu mengatakan ingin memiliki atau melakukan sesuatu hal yang harus,wajib ia miliki atau ia lakukan tanpa mempertimbangkan kondisi dan perasaan pasangannya. Pertengkaran tak dapat dihindari, tentunya penyesalan akan berbuntut panjang di belakang. Bagi pasangan yang sudah mengerti kondisi keadaan pasangannya yang memiliki kemauan sekeras baja dan kata-kata setajam silet ia akan berusaha dengan lapang dada menerimanya pun kata maaf yang dilontarkan si hawa ini setelah melayangkan tangan dan kata-kata tak pantas. Pasangan yang lainnya memilih menghindar meninggalkan sementara si hawa agar si hawa tenang dan dingin dulu. Saya hanya merasa oohh.... come on ladies.... haruskah sampai menangis-menangis seperti anak remaja ? hanya karena sepasang sepatu, jalan-jalan bersama pasangan yang tidak terpenuhi, tas, dompet, baju, aksesoris kalian merajuk. Mengarungi kehidupan ini sudah susah ladies... tak perlu ditambahkan dengan kesusahan-kesusahan yang tidak perlu. Ada hal yang perlu dikhawatirkan, ditakutkan atau pun ditangisi ketimbang materi seperti ini. Kelanggengan kita bersama pasangan, saling menghormati dan pengertian, mendidik anak dengan benar serta berjuang bersama-sama agar keluarga kita utuh mendapat ridha Allah dan masuk surga adalah hal yang lebih penting menurut saya. Namun jika kalian tidak sependapat dengan saya yaaa abaikan saja tulisan saya ini gampang kan ? peace ladies..... J

2 komentar:

  1. pertamax nya ane borong sob...
    kurang sob sebuah kelanggengan juga harus di berengi dengan saling memahami dan jujur masing-masing...

    BalasHapus
  2. Saya setuju dengan poin :

    Disamping itu saya juga bukan perempuan yang dengan mudahnya meminta barang-barang “keinginan” dari pasangan saya. Dari sinilah saya berusaha mengerem keegoisan saya, keinginan saya dan emosi saya agar kembali kepada rumus kebutuhan dan keinginan serta jangan mengharap terlalu banyak agar tidak kecewa terlalu sakit.

    Peluang Usaha Online

    BalasHapus