Senin, 11 Maret 2013

Bukan Pecinta Hujan

          Kota ini sepertinya langganan mendung dan hujan di setiap sore harinya. Menjelang sore awan gelap akan berarak dan menciptakan mendung serta hembusan angin yang kencang dan sensasi dingin pun tercipta. Yang terbersit dalam kepala ku saat cuaca sedang dingin cuma satu, ingin mereguk minuman hangat. Teh melati, atau secangkir coklat panas meski aku merindukan aroma kopi pula tentunya.
          Hembusan angin kencang yang masuk di tempat kerjaku membuatku terkadang mem-pause sejenak apa yang tengah ku kerjakan dan serius menikmati setiap aroma dan tegukan dari minuman yang ku buat. Hayal dan imajinasiku mulai beradu dengan turunnya gerimis yang menari manis. Beberapa ide tentang cerita-cerita pendek atau gambaran novel yang sangat ingin ku kerjakan kembali memenuhi setiap rongga otak kepenulisanku. Aku sangat menikmati sesi-sesi dalam pencarian dan pewatakan karakter tokoh-tokoh yang akan ku tulis. Sejenak aku pun lupa dengan pekerjaan utamaku, biarlah, pikirku karena membayangkan cerita-cerita imajinasiku sendiri membuat aku segar sejenak dari fokusnya otakku pada kain-kain yang ku kerjakan.
          Hujan sering memberi inspirasi atau ide-ide namun jangan salah menerka, aku sama sekali bukan penikmat hujan atau pecinta hujan. Aku bahkan takut pada hujan, suara intro dari gunturnya dan reffain dari hujan itu sendiri. Aku hanya menikmati minuman hangatku dan ide-ide ceritaku di sela-sela hujan. Tapi pertanyaannya kapan aku mulai menulis lagi ? :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar